Yesus melihat betapa bijaksana jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!”.

         Relasi Yesus dengan ahli-ahli Kitab biasanya tidak mulus. Di antara mereka kerap kali ada perselisihan. Ahli-ahli Taurat adalah orang-orang yang mempunyai wewenang untuk mengajarkan hukum Taurat. Mereka sangat paham tentang hukum itu tetapi kerap kali hukum itu mereka gunakan untuk kepentingan mereka sendiri. Dan Yesus tidak pernah bisa mentoleransi cara hidup mereka itu. Dengan tegas Yesus menuduh mereka sebagai orang-orang yang munafik. Itulah sebabnya relasi di antara mereka tidak menjadi harmonis.

 

       Tetapi pada Injil hari ini dikisahkan tentang seorang ahli kitab yg datang kepada Yesus untuk mengetahui hukum yg paling utama. Dengan serius ia mau belajar mengenai hukum Musa dan ajaran Yesus. Karena itu Yesus mengatakan kepadanya bahwa ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Pada saat itu ia belum memutuskan untuk mengikuti Yesus maka ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Seandainya ia berketetapan hati mengikuti Yesus maka ia berada di dalam Kerajaan Allah.

 

     Orang akan selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan. Maka ia ditantang untuk menentukan prioritas dengan membuat keputusan atau pilihan yg sungguh makin mengarahkan dirinya kepada Allah. Allah itulah satu-satunya yang patut kita kasihi dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan.

 

        Dalam masa prapaskah ini, kita diajak untuk merefleksikan pilihan hidup kita. Apakah prioritas tindakan yang kita ambil semakin membuat kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan seluruh kekuatan hidup kita? Apakah kita berani mengambil waktu sejenak dari sekian banyak waktu yang kita miliki untuk berdoa? Apakah kita juga dapat menyisihkan sebagian dari uang yang kita miliki untuk kita dermakan bagi orang-orang yang membutuhkannya? Apakah kita juga dapat mengabdikan diri kita untuk melayani sesama?

 

 Semakin berani memilih yang baik, masa prapaskah kita semakin berkualitas.

Rm. Yohanes Suratman