Mereka (Maria Magdalena dan Maria yang lain) segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.

     Dalam sejarah Kekristenan, pewarta pertama kebangkitan Yesus adalah para perempuan, yakni Maria Magdalena dan Maria yang lain. Para murid Yesus sendiri masih bersembunyi karena takut dan mereka mendapat warta kebangkitan dari para perempuan itu. Untuk menjadi saksi kebangkitan, Yesus yg bangkit harus menampakkan diri-Nya di hadapan mereka dan Roh Kudus pun dicurahkannya. Hal ini menjadi bukti bahwa tugas mewartakan kabar gembira itu bukan karya manusia semata, tetapi karya Allah. Manusia tak mungkin bisa diutus jika tidak mengalami apa yg harus diwartakannya itu.

     Perayaan Paskah yang telah kita rayakan mengingatkan kita kembali bahwa Tuhan Yesus sungguh telah bangkit untuk kita. Harapannya adalah komitmen dan tugas perutusan kita pun kembali diperbaharui. Nah, apakah kini kita siap diutus kembali?

     Hal lain yg juga menarik untuk direnungkan adalah tentang upaya otoritas Yahudi untuk menyuap penjaga-penjaga kubur supaya mengatakan bahwa jenazah Yesus dicuri. Tindakan negatif seperti ini masih tetap ada hingga kini. Soal suap menyuap masih terus terjadi. Ini menjadi tantangan bagi kita yg mengimani kebangkitan Yesus. Apakah kita masih mudah tergoda oleh suap? Atau beranikah kita tetap membela kebenaran?

     Kebangkitan-Nya menjadi jaminan bagi kita bahwa kebenaran itu akan tetap menang. Karya cinta kasih-Nya walaupun nampaknya sia-sia karena Yesus itu wafat, sungguh benar dan harus diteruskan sampai akhir jaman. Karena itu jangan takut berbuat baik. Sekecil apa pun perbuatan kita demi kebaikan orang lain, tidak akan pernah menjadi sia-sia. Kebaikan akan selalu menyebar dan mempengaruhi orang lain. Maka wartakanlah kebaikan-Nya kepada siapa pun yang kita jumpai!

Selamat Paskah. Tuhan telah bangkit. Alleluia.