“Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yoh 8, 31).

     Dialog antara Yesus dengan orang-orang Yahudi yg percaya, tidak makin harmonis tapi malah timbul kesalahpahaman. Awalnya Yesus berbicara tentang kesetiaan pada FirmanNya yg akan memerdekakan setiap orang yg percaya tapi kemudian penangkapan mereka berbeda. Sebagai keturunan Abraham, mereka sudah merasa diri merdeka karena Abraham tidak pernah menjadi hamba siapa pun.

     Kesalahpahaman ini menjadi salah satu indikasi bahwa mereka sebenarnya gagal dalam mempercayai Yesus sebagai yang diutus oleh Allah. Dan kegagalan itu adalah sebuah dosa dan membuat manusia menjadi hamba dosa atau tidak mengalami kemerdekaan batin. “Aku berkata kepadamu sesungguhnya setiap org yg berbuat dosa, adalah hamba dosa…” (Yoh 8,34).

   Maka mempercayai Yesus sebagai utusan Allah dan tetap tinggal di dalam firmanNya merupakan inti seluruh kehidupan murid-murid Yesus supaya benar-benar menjadi orang-orang yang merdeka dan bukan lagi hamba-hamba dosa. Nah persoalannya adalah bagaimana supaya kita menjadi percaya dan tetap tinggal di dalam firmanNya?

     Kita bisa melakukan hal-hal yg sederhana dalam minggu-minggu ini untuk mempersiapkan Pekan Suci. Ada baiknya kita membaca kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Kita belajar melihat kesengsaraanNya dengan kaca mata iman. Di balik Yesus yang tersalib itu, kita belajar melihat Allah yang sungguh mengasihi kita dan melihat juga bagaimana Allah itu memanggil kita untuk ikut ambil bagian dalam kesengsaraanNya.

    Dengan permenungan ini, kesediaan kita untuk tetap tinggal bersama Yesus dan ambil bagian dalam pengorbananNya, diharapkan semakin menjadi kenyataan. Apakah kita bersedia membaca dan merenungkan FirmanNya itu?

Rm. Yohanes Suratman, Pr