Kalau kita datang ke gereja Katolik, salib pasti jadi salah satu hal yang langsung terlihat. Tapi… pernah nggak sih kita bertanya, sebenarnya apa makna salib itu dalam hidup kita sebagai umat Katolik?

Salib bukan cuma simbol di dinding gereja atau kalung yang kita pakai. Salib itu dalam banget maknanya, dan sebenarnya menyentuh kehidupan kita sehari-hari. Terutama saat kita sedang jatuh, lelah, atau bahkan kehilangan harapan.

 

Apa Itu Salib dalam Iman Katolik?

Dalam tradisi Katolik, salib adalah lambang pengorbanan Yesus Kristus yang menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan umat manusia. Tapi salib bukan sekadar tentang penderitaan. Di balik penderitaan itu, ada kasih yang besar.

Salib adalah:

  • Simbol Cinta: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).

  • Simbol Harapan: Dari penderitaan Yesus lahir kehidupan baru—Kebangkitan.

  • Simbol Kemenangan: Yesus tidak kalah, justru menang atas dosa dan maut.

Salib dan Kehidupan Sehari-hari

1. Salib dalam Tantangan Hidup

Setiap orang pasti punya “salib” masing-masing. Entah itu berupa masalah keluarga, pekerjaan, atau kesehatan. Tapi dengan iman, kita belajar untuk tidak menghindar dari salib, melainkan memikulnya bersama Kristus.

2. Salib Sebagai Jalan Kedewasaan Rohani

Memikul salib bukan berarti hidup jadi lebih sulit, tapi hidup jadi lebih terarah. Kita jadi belajar berserah, belajar sabar, dan jadi pribadi yang lebih matang secara rohani.

3. Salib dan Solidaritas

Yesus memikul salib bukan untuk diri-Nya sendiri, tapi untuk kita. Maka, ketika kita memikul salib hidup, kita juga diajak untuk peduli terhadap sesama yang memikul salibnya sendiri. Ini jadi panggilan sosial umat Katolik: hadir untuk sesama yang menderita.

Sering kali kita melihat salib sebagai beban. Tapi dalam iman Katolik, salib justru adalah jalan. Jalan menuju kehidupan kekal, jalan untuk jadi pribadi yang lebih kuat dan mengasihi.

“Barangsiapa mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23)

 

Kalau kamu merasa artikel Keuskupan Purwokerto ini menguatkanmu, kamu bisa bagikan ke teman atau keluarga yang lagi merasa sendiri dalam perjuangan hidupnya. Kadang, satu kalimat bisa jadi pengingat bahwa mereka gak sendiri.