Kalau kamu pernah bertanya-tanya kenapa ada Hari Raya Kristus Raja di akhir tahun liturgi Gereja Katolik, kamu nggak sendiri. Banyak umat muda juga penasaran.
Kenapa Yesus disebut “Raja”? Raja yang seperti apa?
Dan kenapa itu penting buat hidup kita hari ini?
Nah, semua pertanyaan itu bisa mulai dijawab dari sebuah dokumen penting, “Ensiklik Quas Primas“.
Apa Itu Ensiklik Quas Primas?
Ensiklik Quas Primas adalah surat resmi dari Paus Pius XI yang diterbitkan pada tanggal 11 Desember 1925. Dalam surat ini, Paus menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Raja atas segala sesuatu: pribadi, keluarga, masyarakat, bahkan negara.
Kenapa surat ini penting? Karena saat itu dunia sedang kacau: Perang Dunia I baru selesai, ideologi sekuler seperti komunisme dan fasisme mulai naik daun, dan iman Kristiani mulai terpinggirkan dari ruang publik.
Paus melihat bahwa krisis dunia ini sebenarnya adalah krisis karena manusia lupa siapa pemimpinnya yang sejati: Kristus. Jadi, lewat Quas Primas, Paus ingin umat Katolik di seluruh dunia kembali menegaskan dan merayakan Kristus sebagai Raja yang penuh kasih dan kebenaran.
Apa Itu Hari Raya Kristus Raja?
Hari Raya Kristus Raja adalah perayaan liturgis yang ditetapkan oleh Quas Primas dan sekarang dirayakan pada hari Minggu terakhir sebelum Masa Adven. Artinya, ini adalah penutup tahun liturgi Gereja Katolik.
Tapi ini bukan soal “penutupan biasa”. Perayaan ini jadi momentum refleksi: apakah Yesus sungguh menjadi Raja dalam hidup kita sehari-hari?
Bukan Raja yang duduk di singgasana emas, tapi Raja yang disalib karena kasih.
Kenapa Yesus Disebut Raja?
Yesus memang bukan raja politik atau pemimpin negara, tapi Dia Raja dalam arti spiritual dan universal. Dalam Kitab Wahyu 19:16 tertulis:
“Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Ini bukan hanya simbolis. Dalam iman Katolik, Yesus adalah:
-
Raja Kebenaran, yang mengajarkan apa itu hidup yang benar.
-
Raja Kasih, yang mengorbankan diri-Nya demi keselamatan manusia.
-
Raja Damai, yang datang bukan dengan kekerasan, tapi kelembutan.
Relevansi Hari Raya Kristus Raja Hari Ini
1. Melawan Arus Dunia yang Individualistis
Kita hidup di zaman yang serba “aku duluan”. Hari Raya Kristus Raja mengajak kita balik ke arah sebaliknya: Yesus duluan. Hidup bukan cuma soal pencapaian pribadi, tapi soal kasih, pelayanan, dan kebenaran.
2. Iman Bukan Hanya Urusan Pribadi
Lewat Quas Primas, Paus mengingatkan bahwa iman harus berdampak pada kehidupan sosial. Bukan berarti kita mendirikan negara agama, tapi kita hadir sebagai terang di tengah masyarakat—baik di tempat kerja, kampus, media sosial, atau komunitas.
3. Meneguhkan Identitas Umat Muda
Buat kamu yang masih mencari jati diri, Hari Raya ini jadi pengingat: identitas sejati kita bukan cuma dari status sosial atau pencapaian, tapi dari relasi kita dengan Kristus sebagai Raja.
Ensiklik Quas Primas dan Hari Raya Kristus Raja bukan cuma urusan sejarah atau liturgi. Ini adalah ajakan terbuka untuk menjadikan Kristus benar-benar Raja dalam hidup kita. Di tengah dunia yang makin kompleks, justru kita butuh arah yang pasti—dan arah itu adalah Kristus sendiri.
Kalau kamu merasa Artikel Keuskupan Purwokerto ini menguatkanmu, kamu bisa bagikan ke teman atau keluarga yang lagi merasa sendiri dalam perjuangan hidupnya. Kadang, satu kalimat bisa jadi pengingat bahwa mereka gak sendiri.