Setiap tahun, umat Katolik di seluruh dunia memperingati Kamis Putih. Mungkin kamu pernah ikut misa malam Kamis Putih atau melihat tradisi membasuh kaki, dan bertanya-tanya: sebenarnya kenapa sih kita merayakan Kamis Putih?

Jawabannya sederhana, Kamis Putih adalah hari ketika Yesus menunjukkan kasih-Nya yang paling nyata sebelum wafat di salib. Lewat perjamuan terakhir, pembasuhan kaki, dan ajaran pelayanan, Yesus memberikan warisan rohani yang terus hidup sampai sekarang.

 

Apa Itu Kamis Putih?

Kamis Putih adalah bagian dari Pekan Suci yang memperingati Perjamuan Terakhir antara Yesus dan para murid-Nya. Dalam perjamuan itu, Yesus menetapkan Ekaristi untuk pertama kalinya. Ia mengambil roti dan anggur, lalu berkata, “Inilah tubuh-Ku… inilah darah-Ku.”

Dari sinilah lahir Sakramen Ekaristi yang menjadi pusat iman Katolik. Kamis Putih juga menandai awal Sakramen Imamat, karena Yesus meminta para rasul untuk “melakukan ini sebagai kenangan akan Aku.”

 

Tradisi dan Makna Kamis Putih

Beberapa tradisi khas Kamis Putih yang mungkin kamu temui:

  • Misa Perjamuan Malam Terakhir: Biasanya diadakan malam hari. Suasana liturgi sangat khidmat.

  • Pembasuhan Kaki: Meniru tindakan Yesus yang membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai tanda kerendahan hati dan pelayanan.

  • Pemindahan Sakramen Mahakudus: Sakramen dipindahkan ke tempat khusus sebagai tanda bahwa Yesus sedang memasuki masa penderitaan-Nya.

Semua simbol ini mengajak kita untuk merenungkan kasih, pengorbanan, dan ajakan Yesus untuk saling melayani.

 

Mengapa Kamis Putih Itu Penting?

  • Awal Mula Ekaristi: Tanpa Kamis Putih, tidak akan ada Misa Kudus seperti yang kita kenal sekarang.

  • Kasih yang Nyata: Yesus tidak hanya mengajar, tapi memberi teladan lewat tindakan. Ia membasuh kaki murid-murid-Nya—sebuah hal yang biasanya hanya dilakukan hamba.

  • Panggilan untuk Melayani: Kamis Putih mengingatkan kita bahwa hidup Kristiani bukan hanya soal iman pribadi, tapi juga pelayanan kepada sesama.

 

Kamis Putih adalah undangan untuk masuk lebih dalam ke dalam misteri kasih Kristus. Bukan sekadar perayaan tahunan, tapi momen untuk merefleksikan bagaimana kita hidup sebagai murid Kristus yang sejati.

Lewat Ekaristi dan pelayanan, Kamis Putih mengingatkan kita bahwa kasih itu bukan teori, tapi tindakan. Dan itulah inti dari iman Katolik: kasih yang hidup dan menghidupkan.

Selamat merayakan Kamis Putih dengan hati yang penuh syukur dan semangat untuk melayani.

 

Kalau kamu merasa artikel Keuskupan Purwokerto ini menguatkanmu, kamu bisa bagikan ke teman atau keluarga yang lagi merasa sendiri dalam perjuangan hidupnya. Kadang, satu kalimat bisa jadi pengingat bahwa mereka gak sendiri.