Kadang kita merasa doa-doa yang kita panjatkan terasa hampa. Kita lelah, dunia terasa berat, dan kita butuh kekuatan yang bukan berasal dari diri kita sendiri. Nah, di sinilah Doa Koronka Kerahiman Ilahi bisa jadi jawaban yang meneduhkan dan sederhana untuk siapa saja—terutama di tengah kekacauan hidup modern.

Doa Koronka Kerahiman Ilahi adalah bentuk devosi yang diturunkan kepada Santa Faustina Kowalska, seorang biarawati dari Polandia yang menerima penglihatan dari Yesus pada tahun 1930-an. Dalam penglihatan itu, Yesus mengajarkan doa ini dan berpesan agar umat manusia mempercayakan diri sepenuhnya kepada kerahiman-Nya.

Kata “koronka” sendiri dalam bahasa Polandia berarti “mahkota kecil”, atau bisa diartikan juga sebagai “rosario pendek”. Tapi jangan salah, meskipun singkat, doa ini punya kekuatan spiritual yang sangat dalam.

 

 

Struktur dan Cara Berdoanya

Koronka biasanya didoakan menggunakan tali rosario, namun bukan untuk doa Salam Maria seperti biasanya. Berikut urutannya secara ringkas:

  • Tanda Salib

  • Doa Pembukaan (opsional):

    “Engkau wafat, ya Yesus, namun sumber kehidupan memancar bagi jiwa-jiwa…”

  • Doa Bapa Kami, Salam Maria, dan Aku Percaya

  • Pada tiap butir besar rosario:

    “Bapa yang kekal, aku persembahkan kepada-Mu Tubuh dan Darah, Jiwa dan Keallahan Putra-Mu yang terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai penebusan dosa kami dan dosa seluruh dunia.”

  • Pada tiap butir kecil (10 kali):

    “Demi sengsara-Nya yang pedih, kasihanilah kami dan seluruh dunia.”

  • Setelah lima dekade, doakan tiga kali:

    “Allah Yang Kudus, Allah Yang Kuat, Allah Yang Kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia.”

  • Tutup dengan doa penutup atau Tanda Salib.

 

 

Mengapa Doa Koronka Begitu Penting?

Yesus sendiri dalam penampakan kepada Santa Faustina menjanjikan bahwa:

“Barangsiapa berdoa Koronka ini akan mendapatkan belas kasih-Ku pada saat mautnya.”

Ini bukan sekadar janji penghiburan. Ini tentang harapan yang nyata, terutama bagi orang-orang yang sedang menghadapi penderitaan, kematian, atau bahkan krisis iman.

Doa ini juga cocok dijadikan doa syafaat untuk orang lain. Kamu bisa mendoakan keluarga, teman, atau siapa pun yang sedang membutuhkan pertolongan rohani. Dan hebatnya lagi, doa ini tidak harus dilakukan di gereja—bisa di rumah, di kendaraan, di mana pun kamu berada.

 

 

Kapan Waktu yang Baik untuk Berdoa Koronka?

Secara khusus, pukul 15.00 dikenal sebagai Jam Kerahiman, yaitu saat Yesus wafat di kayu salib. Dalam banyak devosi, momen ini disebut sebagai waktu paling penuh rahmat.

Tapi tentu saja, kamu bisa berdoa kapan pun. Banyak umat Katolik menjadikan Koronka sebagai doa harian, bahkan sebagian menggunakannya untuk membuka atau menutup hari.

Doa Koronka Kerahiman Ilahi bukan sekadar doa devosi. Ini adalah undangan untuk kembali ke dasar iman: percaya pada belas kasih Tuhan. Di tengah hidup yang rumit, Koronka mengajak kita untuk berhenti sejenak, menghela napas, dan mengandalkan Tuhan lebih dari segalanya.

 

 

Mungkin kita tidak bisa mengubah dunia secara instan, tapi lewat doa ini, kita bisa mulai dari satu hal yang paling penting: membuka hati bagi kasih dan kerahiman Tuhan.

Kalau kamu merasa artikel Keuskupan Purwokerto ini menguatkanmu, kamu bisa bagikan ke teman atau keluarga yang lagi merasa sendiri dalam perjuangan hidupnya. Kadang, satu kalimat bisa jadi pengingat bahwa mereka gak sendiri.