Sebab inilah kehendak BapaKu yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.

     Kotbah Yesus tentang Roti hidup masih menjadi bahan permenungan kita. Fokus permenungan ini adalah mengimani Yesus sebagai Roti hidup yang berasal dari Allah. Dia diutus Allah untuk membangkitkan orang pada akhir zaman. Dari pihak kita, Dia meminta agar kita belajar “melihat dan percaya” kepadaNya.

     Maka pertanyaannya adalah sejauhmana kita telah melihat Yesus dan percaya kepadaNya? Seberapa banyak dari hidup, pengajaran dan karya-karya Yesus yang telah kita lihat? Seberapa dalam pengertian dan kepercayaan kita akan Yesus sebagai Roti hidup yang turun dari sorga?

     Kita mengakui bahwa kita belum melihat Pribadi Yesus secara utuh. Pengenalan kita tentang Yesus dan ajaran-ajaranNya memang masih sangat sedikit. Kepercayaan dan komitmen kita kepadaNya juga kerap masih lemah. Kita belum bisa memiliki semangat yang gigih untuk memperjuangkan kepentingan bersama seperti perjuangan Yesus. Kalau memperjuangkan kepentingan kita sendiri, mungkin kita punya semangat tapi untuk orang lain, ceritanya beda. Memang tidak ada seorang pun yg bisa berkata, “Saya sudah mengenal Kristus secara utuh”. Yang diharapkan adalah kita tidak boleh berhenti mengenal Yesus.

     Oleh karena itu marilah kita membuka hati supaya Yesus memenuhi hati kita dengan kasih dan ajaran-ajaranNya. Dengan demikian kita dapat berkata seperti Paulus, “Aku hidup namun bukan lagi aku yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal 2,20). Itulah diri kita yang dipenuhi oleh Roti hidup yang adalah Kristus sendiri.

Rm. Yohanes Suratman, Pr