“Janganlah gelisah hatimu. Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal” (Yoh 14:1-2)

     Hiruk pikuk ide membangun rumah dengan “DP 0%” sempat memanasi jagat perpolitikan Indonesia. Siapa sangka ada ide semenarik itu yang ditawarkan sebagai alternatif pilihan? Namun, lepas dari pro kontra yang menyertai soal eksekusi dari program tersebut, apakah sebenarnya yang menjadi jaminan kenyamanan seseorang untuk tinggal dalam suatu rumah? Kokohnya bangunan? Murahnya uang pembayaran? Lamanya bangunan berdiri?

     Hari ini kita Yesus dalam amanat perpisahan-Nya memberi pesan menarik bahwa Yesus pergi untuk menyiapkan tempat tinggal bagi siapapun yang percaya kepada-Nya. Bahkan, Ia memberi jaminan bahwa rumah tinggal sudah banyak disediakan oleh Bapa-Nya tanpa harus membayar DP. Kalaupun diberi harga DP, apakah sanggup kita membayarnya? Sebab rumah yang disediakan bukan sembarang rumah. Rumah itu adalah kedamaian abadi, kebahagiaan penuh di surga, dan jaminan akan keselamatan berkat iman dan ketaatan akan kehendak Allah.

    Persis itulah yang disampaikan oleh Yesus. Ia mengkritik sikap hidup orang-orang yang mendasarkan tujuan hidupnya, langkah berjalannya, dan jaminan hidupnya pada hal-hal material. Tapi apakah hal-hal material itu sebuah jaminan. Untuk mendapatkan rumah keabadian yang diperlukan adalah iman. Iman adalah kehormatan. Siapapun boleh memiliki kekayaan, rumah yang mewah, fasilitas yang paling mutakhir. Tetapi bukan itulah yang membuat seseorang terhormat. Kehilangan salah satunya, orang masih bisa mencarinya. Namun, apabila seseorang  kehilangan imannya, maka seluruh kehormatannya hilang tanpa orang memandang apa yang sudah  dimilikinya.

     Semoga kita semakin berani menjaga iman kita akan Kristus sampai akhir sebagai modal/bekal rumah kediaman yang paling nyaman dan menjamin keselamatan kita di akhir masa hidup kita, tanpa harus berpusing ria membayar DP tempat tinggal.

Dkn. Fikalis Rendy Aktor