Pada hari ini kita mengakhiri pengajaran dari Yesus tentang Roti hidup. Bukan hanya orang-orang Yahudi saja yg kesulitan untuk memahami ajakan Yesus untuk makan tubuhNya dan minum darahNya sebagai jalan untuk hidup kekal tapi murid-muridNya sendiri juga kesulitan untuk menerimanya. “Perkataan ini keras siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

      Mengapa ajaran Yesus itu sulit dimengerti? Yesus menunjukkan letak kesulitan mereka dalam memahami ajaranNya. “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup”. Orang-orang tidak bisa menerima pengajaran Yesus itu karena mereka hanya melihat perkataan Yesus secara harafiah atau lahirian. Mereka tidak mampu masuk menembus ke dalam roh pengajaranNya itu. Kata “makan tubuhNya” dipahami seperti menjadi kanibalis pada hal yg Yesus maksudkan adalah mempersatukan diri dengan jalan hidupNya.

      Maka sungguh menarik tanggapan Petrus ketika ditanya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga” karena Petrus tetap mampu melihat perkataan Yesus itu hidup dan percaya bahwa Yesus itu Ysng Kudus dari Allah. “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah”.

      Kepercayaan Petrus ini mestinya juga menjadi kepercayaan kita. Kita harus percaya bahwa pengajaran Yesus itu menjadi jalan hidup yg menghantar kepada hidup kekal. Walaupun jalan hidupNya itu sulit dimengerti dan diterima namun itu adalah satu-satunya jalan dan tak ada alternatif jalan lain. Sebab jalan yg ditawarkan oleh Yesus itu adalah jalan untuk keselamatan semua umat manusia sampai Dia sendiri mau menjadi manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa.

      Sayangnya, sekarang justru para murid Yesus malah pada meninggalkan imannya. Mereka harusnya bangga karena Tuhan Yesus itu menjadi satu-satunya jalan kepada hidup yg kekal. Bagaimana dengan keimanan diriku akan Tuhan Yesus?

 

Rm. Yohanes Suratman, Pr