“Akulah terang dunia; barangsiapa mengijuti Aku ia tidak aksn berjalan dalam kegelapan melainkan ia akan mempunyai terang hidup… Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia karena saatNya belum tiba”.

    Tidak mudah bagi orang-orang di jaman Yesus untuk mengimani Dia sebagai yang diutus oleh Allah. Walaupun Yesus secara tidak langsung telah menyatakan siapa sesungguhnya diriNya itu namun orang-orang malah semakin menentangNya. Ketika Yesus berkata, “Aku adalah terang dunia”, sebetulnya orang-orang Yahudi tahu bshwa Yesus itu Allah. Dengan berkata, “Aku adalah…”, orang Yahudi teringat akan peristiwa Musa yg menerima pernyataan Allah di semak yg menyala dengan suara, “Aku adalah Aku..”. Maka dengan pernyataan itu, Yesus menyatakan diriNya sebagai Allah.

   Yesus juga berbicara tentang “saatNya yang belum tiba”, artinya Ia sedang berbicara mengenai kematian dan kebangkitanNya. Kematian dan kebangkitanNya adalah momen sangat penting bagi Yesus karena pada peristiwa itu Ia benar-benar dinyatakan kemuliaanNya. “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3,14).

    Pada minggu-minggu ini bacaan Kitab Suci akan menampilkan Keilahian Yesus walaupun semakin banyak orang tidak mau menerimaNya. Berbagai adegan penolakan terhadap Dia, semakin ditonjolkan. Itu semua adalah Firman Tuhan yang saat ini juga diberikan kepada kita untuk direnungkannya. Oleh karena itu kita pun juga ditantang, apakah saya percaya kepada Yesus sebagai orang yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan kita?

    Jika kita berani mempercayakan diri kita kepadaNya dan hidup menurut iman, kita akan memperoleh terang hidup dan menjadi terang bagi sesama. Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia” (Mat 5, 14).

Rm. Yohanes Suratman, Pr