“Kalau Aku bersaksi tentang diriku sendiri maka kesaksianKu itu tidak benar, ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu bahwa kesaksian yang diberikanNya tentang Aku adalah benar”.
Sesudah menyembuhkan seorang yg lumpuh di kolam Betesda pada hari sabat, Yesus ditantang oleh para pemimpin agama Yahudi untuk mempertanggungjawabkan tindakanNya. Atas kuasa apa Ia bisa berbuat sesuatu yg dilarang oleh hukum Tuhan? Siapa yg dapat membenarkan tindakanNya itu?
Menanggapi tantangan itu, Yesus menunjukkan 4 saksi yang telah menegaskan bahwa Yesus itu adalah utusan Allah. Keempat saksi itu adalah Yohanes Pembaptis (ay 36), segala pekerjaan yg diserahkan Bapa kepadaNya (ay 36), Allah Bapa yg mengutusNya (ay 37) dan Kitab-kitab suci sendiri.
Dari keempat kesaksian yg ditunjukkan itu, sangatlah menarik untuk direnungkan bahwa pekerjaan Yesus itu menjadi saksi. Hal itu berarti bahwa melalui karya-karyaNya, kuasa Yesus sebagai utusan Allah dapat dilihat dan dirasakannya. Yesus mempertanggungjawabkan jati diriNya sebagai utusan Allah melalui karya-karyaNya.
Apakah perilaku kita sehari-hari juga telah mencerminkan bahwa kita adalah murid-murid Kristus? Apakah kita dikenal sebagai orang Kristen yang baik karena pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan? Apakah orang-orang tertarik mengikuti Yesus karena melihat keteladanan hidup kita yang baik?
Paus Paulus VI mengatakan bahwa orang-orang jaman sekarang ini lebih senang mendengarkan seorang saksi dari pada seorang guru (bdk. EN 41). Yg dimaksud dengan kata “saksi” adalah orang yg sudah menghayati imannya dalam hidupnya. Sedangkan kata “guru” artinya orang yg hanya mengajar atau omong. Orang yg sudah menghayati imannya dlm hidup sehari-hari lebih didengarkan dari pada orang yg hanya omong. Keteladanan yg baik menjadi pengajaran yg jauh lebih efektif dari pada perkataan.
Komentar Terkini