“Bukan aku ya Tuhan?”

      Tugas Yesus di dunia untuk melaksanakan perutusan dari BapaNya, mendekati akhir. Dia sudah tahu siapa yang akan turut berperan mengakhiri perjalanan hidupNya. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (ay 22). Pemberitahuan ini membuat para rasul menjadi sedih dan mereka bingung sehingga bertanya, “Bukan aku ya Tuhan?”. Mereka sadar bahwa setiap orang bisa berpotensi untuk menjadi pengkianat dan memang ada yang sungguh-sungguh akhirnya menjadi pengkuanat walaupun Yudas juga saat itu berkata, “Bukan aku ya Rabi?”.

     Yudas mengkianati Yesus dan menyershkanNya kepada imam-imam kepala karena 30 keping uang. Orang bisa berbuat sesuatu termasuk hal-hal tidak baik hanya karena uang.

Kita ingin bersama Yesus di perjalanan akhir hidupNya bukan sebagai penonton tetapi seorang muridNya yang sungguh terlibat dengan baik menyerupai Sang Gurunya. Tapi kita juga sadar bahwa kita adalah manusia yang rapuh. Kita berpotensi untuk menjadi baik tapi juga bisa menjadi pengkianat. Karena uang kita bisa menjual Yesus yang kita ikuti. Karena uang kita bisa tidak lagi peduli dengan kepentingan bersama. Maka tidak heran jika karena money politik, negara bisa ditentukan oleh orang-orang yg tidak berintegritas untuk memimpin.

      Bisa juga kita mengkianati Yesus karena keserakahan, konflik batin melawan keinginan-keinginan pribadi, kekecewaan yang terus terjadi. Karena uang dan kepentingan pribadi, orang bisa berbuat apa saja yang tidak sepantasnya.

      Maka hati-hatilah dengan money politik sebelum kita jatuh ke dalam dosa dan kejahatan. Ingatlah pada Yudas yang setelah menjual Yesus, akhirnya menyesal dan bunuh diri atau pada Petrus yang setelah menyangkal Yesus, akhirnya menjadi sadar dan menangis tersedu-sedu. Pikir dulu dan putuskan dengan bijak dan penuh hikmat segala sesuatu yang akan kita lakukan. Sebab penyesalan sering datangnya terlambat. Jangan tergiur jika ada money politik! Martabat kita dan seluruh bangsa tidak bisa dihargai hanya dengan uang.

Rm. Yohanes Suratman, Pr