Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; tetapi barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

      Tujuan penulisan Injil Yohanes adalah menuntun orang supaya percaya kepada Yesus sebagai Anak Allah. Sebab Dialah yg diutus oleh Allah untuk menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, orang akan menjadi selamat atau pun binasah, tergantung sepenuhnya pada keputusan dirinya. Bagi orang yang memilih untuk percaya, pasti selamat. Tentu kepercayaan yang dihayati secara benar di dalam hati, perkataan dan tindakan. Dan barangsiapa tidak percaya lalu memilih jalan hidupnya sendiri, ia memisahkan dirinya dari Tuhan. Dia sendiri yang menempatkan dirinya di luar Tuhan.

      Kita perlu mengerti hal ini karena kerapkali kita menghubungkan hal-hal yang tidak baik dengan Tuhan. Jika seseorang mengalami musibah, tidak jarang ada orang yg menghubungkan musibah ini sebagai hukuman dari Tuhan.

     Melalui Injil ini kita diingatkan bahwa Tuhan tidak pernah menghukum. Ia mengutus AnakNya bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan. Kasih Tuhan itu tanpa syarat. Ia tetap baik kepada siapa pun. Seberapa pun besarnya dosa manusia, tetap masih ada pintu pengampunan dari Tuhan. Jika si pendosa itu mau bertobat, Tuhan di sana sudah menunggu untuk memberikan pengampunan. Maka bagi si pendosa bisa ada dua kemungkinan yakni menjadi selamat atau binasah. Hal itu semua tergantung dari keputusan pribadinya.

      Apakah keputusan atau pilihan hidupku makin membawa hidupku menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan sesama? Atau justru malah sebaliknya: orang-orang makin jauh dariku, hidupku makin membosankan dan sebagainya?

Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang.

Rm. Yohanes Suratman, Pr