Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan Yesus kepadanya, lalu pergi.

     Satu hal penting yg perlu dicatat di sini adalah kepercayaan pegawai istana akan Firman Yesus yang berkata “… pergilah, anakmu hidup”. Dengan iman kepercayaan itu, maka pulanglah ia ke rumahnya. Ketika masih berada di tengah jalan dan dikabari bahwa anaknya hidup, ia teringat akan Firman Yesus itu lalu “ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya”.

 

        Ada sebuah pengalaman iman yang sangat menarik. Dari satu orang yang beriman, seluruh keluarganya pun ikut terpengaruh menjadi beriman. Iman berbuah di dalam kehidupan banyak orang. Dan peristiwa pengembangan iman ini pun juga terjadi dalam kisah wanita Samaria yang bisa menuntun orang sekota untuk datang kepada Yesus.

 

      Ketika iman itu dihayati dengan baik, pengaruhnya kepada orang lain pun sungguh nyata terjadi. Banyak orang yang menjadi percaya karena melihat cara hidup dan keteladanan yang baik dari seseorang. Kekuatan iman seseorang bisa sungguh luar biasa ketika dihayati dan dibagikan kepada orang lain. Hal ini tidak hanya terjadi pada para pengkotbah resmi saja tetapi juga pada setiap orang beriman yang menjalani kehidupan sehari-hari. Kekuatan imannya bisa mulai berpengaruh pada anggita keluarganya sendiri, dengan rekan kerja atau bahkan dengan orang yang ditemuinya di perjalanan. Jika kita menghayati iman itu dengan tekun dan setia, kita dapat menjadi pewarta yang sejati bagi orang lain.

 

Semoga kita dapat menjadi pewarta-pewarta iman yang sejati dengan kesaksian hidup kita yang baik.

 

 

 

Rm Yohanes Suratman